Starynovel - Ayah sahabat kuu
close button

Add Starynovel to the desktop to enjoy best novels.

Ayah sahabat kuu
book-rating-imgREADING AGE 18+
Grace Oktaviani
Romance
ABSTRACT
Judul: Tuan Raditya, Ayah SahabatkuSinopsis:Namaku Keyla. Hidupku biasa saja sampai aku bertemu Tuan Raditya—ayah dari sahabatku, Alika. Ia pria paruh baya, kaya, dingin, dan penuh aura berbahaya. Semua orang menghormatinya... atau takut padanya.Tapi tidak aku. Entah sejak kapan, aku mulai memperhatikan pria itu—ayah sahabatku sendiri.Dan yang lebih gila, aku jatuh cinta padanya.Tuan Raditya terlalu tua, terlalu kejam... dan terlalu terlarang.Pertama kali aku datang ke rumah Alika, aku langsung merasa asing. Rumah besar dua lantai itu terlalu sepi, terlalu rapi, dan terlalu dingin. Alika bilang ayahnya jarang pulang. Tapi hari itu, saat kami baru naik ke lantai dua, suara langkah berat terdengar dari tangga.Aku membalikkan badan.Seorang pria tinggi berdiri di sana, jas hitamnya seperti menelan cahaya. Wajahnya tegas, mata tajam, dan sorotnya menusuk seperti pisau.“Siapa dia?” tanyanya dingin.Alika menggenggam tanganku. “Ini Keyla, temanku.”Tuan Raditya menatapku tanpa senyum. “Jangan bikin berisik. Rumah ini bukan tempat main.”Tanpa menunggu jawaban, ia masuk ke ruang kerjanya dan menutup pintu.Aku menelan ludah."Dia selalu begitu," bisik Alika.“Maaf ya, dia memang begitu. Cuek. Dan galak kalau lagi banyak kerjaan,” kata Alika, berusaha menenangkanku saat kami kembali ke kamarnya.Aku hanya mengangguk. Tapi jujur saja, aku masih terbayang-bayang sorot mata pria tadi. Dingin, tajam... tapi entah kenapa bikin jantungku berdetak lebih cepat.“Ayahmu sering pulang sepagi ini?” tanyaku sambil berpura-pura membuka-buka majalah di meja belajar Alika.“Nggak juga. Biasanya dia pulang malam, terus langsung ngurung diri di ruang kerja. Tapi akhir-akhir ini dia lebih sering di rumah,” jawab Alika santai. “Mungkin lagi bosan ngurus bisnis.”Aku hanya menggumam pelan. Dalam diam, aku mencuri pandang ke arah jendela kamar Alika yang menghadap ke taman belakang. Dari sana, samar-samar kulihat bayangan tubuh tinggi Tuan Raditya berjalan melewati jalur batu, tangannya menyelip di saku celana, langkahnya tenang dan berwibawa.“Eh, jangan lihat lama-lama, nanti matamu beku,” canda Alika.Aku cepat-cepat menunduk, wajahku memanas. “Siapa juga yang lihat!”Alika tertawa. “Tapi emang, ayahku tuh katanya dulu ganteng banget waktu muda. Banyak cewek yang suka, tapi semua takut karena dia super dingin dan kasar.”Aku pura-pura tidak tertarik, padahal setiap kata Alika malah membuatku semakin penasaran. Seorang pria kaya, dingin, dan tak tersentuh. Kenapa justru itu terasa… memikat?Malamnya, setelah makan malam bersama yang canggung—karena hanya kami bertiga dan Tuan Raditya nyaris tak bicara sepatah kata pun—aku berjalan sendirian ke dapur mengambil air.Lampu-lampu sudah redup. Tapi suara berat tiba-tiba terdengar dari arah ruang kerja.“Kamu belum pulang?”Aku menoleh. Tuan Raditya berdiri di ambang pintu, tangan menyilangkan map dokumen, tatapannya tak berubah—dingin dan menghakimi.“Saya… nginap, Om,” jawabku gugup.Dia mengangguk pelan, lalu berjalan melewatiku. Tapi saat ia melintas, aku bisa mencium wangi parfumnya yang tajam, maskulin, dan entah kenapa... membuatku sulit bernapas.Dan ketika ia berhenti sejenak di sampingku, ia sempat berkata:“Lain kali kalau datang ke rumah orang, belajar jaga sikap.”Aku mengerutkan dahi. “Maksud Om?”Dia tidak menjawab. Hanya berjalan pergi, meninggalkan aku yang terpaku—antara kesal... dan entah kenapa, makin tertarik.Aku kembali ke kamar dengan hati campur aduk. Kalimat Tuan Raditya tadi terus terngiang-ngiang di telingaku."Belajar jaga sikap."Apa maksudnya? Apa aku sudah berlaku tidak sopan? Atau dia cuma sengaja ingin membuatku merasa kecil?Aku mendapati Alika sudah tertidur, dengkurannya pelan dan damai. Tapi aku sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Jantungku masih berdebar, bukan karena takut... tapi karena sesuatu yang tak bisa kuterjemahkan.

Library

Discover

Search

Me